1.
LATAR
BELAKANG
Perkembangan bisnis dan investasi
kelapa sawit dalam beberapa tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang sangat
pesat. Permintaan atas minyak nabati dan penyediaan biofuel telah mendorong
peningkatan permintaan minyak nabati yang bersumber dari crude palm oil
(CPO) yang berasal dari kelapa sawit. Hal ini disebabkan tanaman kelapa sawit
memiliki potensi menghasilkan minyak sekitar 7 ton/hektar lebih tinggi
dibandingkan dengan kedelai yang hanya 3 ton/hektar. Indonesia memiliki potensi
yang sangat besar dalam pengembangan perkebunan dan industri kelapa sawit
karena memiliki potensi cadangan lahan yang cukup luas, ketersediaan tenaga kerja,
dan kesesuaian agroklimat.
Limbah
adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen pencemaran yang terdiri
dari zat atau bahan yang tidak mempunyai kegunaan lagi bagi masyarakat. Limbah
industri dapat digolongkan kedalam tiga golongan yaitu limbah cair, limbah
padat, dan limbah gas yang dapat mencemari lingkungan. Jumlah limbah cair yang
dihasilkan oleh PMKS berkisar antara 600-700 liter/ton tandan buah segar (TBS).
Limbah ini merupakan sumber pencemaran yang potensial bagi manusia dan
lingkungan, sehingga pabrik dituntut untuk mengolah limbah melalui pendekatan
teknologi pengolahan limbah (end of the pipe). Diantara
upaya tersebut adalah pemanfaatan limbah cair PMKS dengan proses digester
anaerob untuk memproduksi biogas.